Home » , » Puasa dan Tazkiyyatun Nafs

Puasa dan Tazkiyyatun Nafs

Written By Tim DPD PKS Banjarmasin on Jumat, 18 Juli 2014 | Jumat, Juli 18, 2014

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan Iman dan mengharap keridhoan ALLAAH SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari & Muslim)

MAKNA SHAUM
Secara bahasa, shaum berarti al-Imsak, yaitu menahan diri untuk tidak melakukan atau mengucapkan sesuatu (QS 19/26). Adapun secara terminologis, shaum bermakna : Menahan diri dari makan, minum hubungan seksual dan perbuatan2 maksiat dengan niat yang ikhlas, dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (QS 2/187, 19/26). Ibadah ini diwajibkan th ke-2 hijrah.

URGENSI SHAUM DALAM PENSUCIAN JIWA
  1. Mempersempit jalan masuk syetan dengan mengurangi syahwat perut. Dalam hadits : Sesungguhnya syetan itu berjalan dalam tubuh bani Adam seperti mengalirnya darah, maka persempitlah ia dengan banyak shaum (HR Muttafaqun 'Alaih).
  2. Melatih jiwa untuk bersifat sabar. Hadits : Puasa itu setengah dari sifat sabar (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
  3. Sarana untuk mencapai derajat taqwa. Firman-Nya : (QS 2/183), dan bertaqwa sama artinya dengan tazkiyyah nafs, lihat QS 91/7-10 (wa nafsin wama sawwaha ). 
RAHASIA PUASA DAN SYARAT-SYARAT BATIN DI DALAMNYA
Tingkatan2 puasa :
  1. Puasa orang awam : Menahan perut dan bawah perut dari syahwat.
  2. Puasa khusus : Menahan pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari perbuatan dosa.
  3. Puasa sempurna : Menahan hati dari perbuatan dosa dan pemikiran duniawi dan mengarahkannya hanya kepada Allah semata.
Puasa khusus adalah puasa orang2 yang shalih, yaitu dengan melakukan :
  1. Menahan pandangan dan menjaganya dari sembarangan memandang hal yang dilarang, dan dari segala sesuatu yang melalaikan hati dari dzikrullah. Hadits : Sekali memandang itu adalah satu anak panah dari anak2 panah Iblis, maka barangsiapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberinya manisnya keimanan yang dapat ia rasakan dalam hatinya (HR al-Hakim dan shahih isnad-nya).
  2. Menjaga lidah dari berkata kotor, berdusta, menggunjing, mengadu domba, berkata keji, menyindir, marah, bergurau yang mengandung dosa dan memperbanyak diam serta menyibukkannya dengan dzikrullah dan membaca al-QurPuasa itu benteng, maka jika salah seorang diantaramu berpuasa janganlah ia berkata kotor atau menipu dan jika ada yang mengajaknya berkelahi atau mencacinya, maka katakanlah : Saya sedang berpuasa! Saya sedang berpuasa! (HR Bukhari dan Muslim).
  3. Menjaga pendengaran dari segala sesuatu yang dilarang, karena segala sesuatu yang dilarang mengucapkannya maka dilarang pula mendengarkan-nya, karena itulah Allah SWT menyamakan antara mendengarkan berita bohong (pekerjaan telinga) dengan memakan harta yang haram (pekerjaan mulut) dalam firman-Nya : Mereka itu suka mendengarkan berita bohong dan memakan harta yang haram (QS 5/42).
  4. Menahan semua anggota badan dari dosa, baik tangan, kaki, perut, dari segala yang syubhat apalagi yang haram. Karena tiada artinya berpuasa dari makanan yang halal kemudian berbuka dengan yang syubhat apalagi yang haram. Makanan yang haram itu merusak agama seseorang, sementara makanan yang halal memberikan manfaat tetapi juga ada bahayanya, maka diperintahkan untuk berpuasa. Hadits nabi SAW : Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tiada mendapatkan apa2 dari puasanya kecuali sekadar lapar dan haus (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah)
  5. Agar tidak makan berlebihan pada saat berbuka, karena ruh dari puasa serta rahasianya adalah melemahkan kekuatan syetan yang mengarahkannya kepada keburukan. Dan tidak akan tercapai hal tersebut kecuali dengan menyedikitkan memakan makanan yang biasa dimakannya saat tidak berpuasa. Termasuk juga menyedikitkan tidur siang supaya fisik benar2 merasakan dampak puasa tersebut (lapar, haus, lemah) sehingga akan melembutkan juga hati kita.
  6. Agar hati pada saat berbuka berada pada kondisi antara harap dan takut, demikian pula pada seusai melakukan ibadah di bulan ini. Hadits nabi SAW : Jika seorang mu (HR Muslim).
MANFAAT PUASA
  1. Manifestasi dari iman (QS 2/183 : ya ayyuhalladzina amanu).
  2. Melatih keikhlasan (man shama Ramadhana imanan, HR Muttafaq 'alaih)
  3. Latihan disiplin dan menguasai hawa nafsu (QS 2/183 : la'allakum tattaqun).
  4. Menghindarkan diri dari maksiat (man lam yada' qawlaz zuri, HR Bukhari).
  5. Benteng dari godaan syetan (as-shaumu junnah, HR Muttafaq 'alaih)
  6. Latihan kesabaran (HR Bazzar, Thabrani, Baghawi : shumu syahris shabri, lih. Jamii'us Shaghir lis Suyuthi, hadits no. 3804).
  7. Menumbuhkan kasih-sayang pada fakir miskin (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah, Ibnu Hibban : man faththara sha'iman, lih. Shahih Jami'us Shaghir, hadits no. 6415).
  8. Menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh (HR Tirmidzi : shumu tashihhu).
  9. Mengingatkan untuk selalu bersyukur atas nikmat-Nya.
  10. Mendapatkan ridha Allah (illa shiyam fainnahu li wa ana ajzi bihi, HR Muttafaq 'alaih)
AMAL SHALIH YANG HENDAKNYA DIPERBANYAK SAAT PUASA
  1. Mengakhirkan sahur dan segera berbuka (HR Muttafaq 'alaih)
  2. Memulai berbuka dg beberapa kurma dan beberapa teguk air (HR Ahmad juz-3, hal.164; Abu Daud hadits no.2356; dan Tirmidzi no.696), atau dg buah2an.
  3. Shadaqah (faman tathawwa, QS 2/184; kana rasulallahi ajwadan nas, HR Tirmidzi).
  4. Memberi makanan (wa yuth'imut tha'ama, QS al-Insan).
  5. Tilawah al-Qur (Syahru Ramadhan alladzi unzila fihil qur, QS 2/185).
  6. Memperbanyak berdoa (wa idza sa'alaka 'ibadi 'anni, QS 2/186).
  7. Memperbanyak dzikir (wali tukabbirullaha, QS 2/185).
  8. Memperbanyak tarawih dan tahajjud (man qama ramadhana, HR Bukhari Muslim), jumlahnya boleh 11 raka'at, 13, 23, 39, 41 (lih. Fathul Bari, juz-5 hal.157), bahkan boleh lebih dari itu (lih. Al-Qardhawi, dlm Fiqh Shiam hal.144-145).
  9. I'tikaf di mesjid, terutama malam 20 Ramadhan keatas (QS 2/187).
  10. Menanti lailatul qadar (HR Bukhari Muslim, al-Lu'lu wal Marjan, no.724-726).
  11. Menjauhkan diri dari kata2 dan perbuatan maksiat (ash shaumu junnah, HR Bukhari Muslim; rubba shaimin, HR Nasa'i, Ibnu Majah dan Al Hakim dlm Al Mustadrak, juz-I, hal 431)
WaLLAAHu a'lamu bish Shawab...
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Terpopuler



 
Support : www.pksbanjarmasin.com | pksbanjarmasin
Copyright © 2013. DPD PKS Kota Banjarmasin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger