Seperti
halnya bagi H. Haryanto, SE. Pengalamannya yang pernah menekuni berbagai
bidang, membantu H. Haryanto, SE dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua
Yayasan Sekolah Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin.
H.
Haryanto dipercaya menjadi Ketua Yayasan Sekolah Islam Terpadu Ukhuwah
Banjarmasin sejak 2011.
“Latar
belakang saya sebagai akuntan atau pada bidang keuangan sangat mebantu
aktivitas saya sebagai ketua yayasan, saat pertama menjadi ketua yayasan, hal
utama yang saya lakukan adalah memperbaiki sistem keuangan yayasan. Sejak 2012
kita bisa keluarkan laporan keuangan yayasan yang juga diumumkan di Banjarmasin Post. Sebelumnya belum
pernah dilakukan,” kata alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini.
Selain
itu, pengalamannya sebagai PNS selama 13 tahun juga diterapkannya dalam menjalankan
tugasnya sebagai ketua yayasan. Misalnya dari aspek gaji. Ia melakukan
restrukturisasi gaji guru dan karyawan.
“Saya
mengadopsi pola penggajian di PNS, ada gaji pokok, tunjangan, tunjangan
jamsostek dan tunjangan PPH bagi 253 karyawan dan guru di yayasan ini,” jelas
dia.
Lelaki
asal Purwokerto ini menceritakan awalnya ia adalah seorang abdi Negara. Sejak lulus
STAN pada 1991 ia langsung diangkat sebagai pegawai negeri sipil dan langsung
ditugaskan di Banjarmasin. Namun, 13 tahun kemudian ia memutuskan keluar dari
PNS.
“Sebelum
jadi ketua yayasan, saya sebagai PNS dan politikus. Kalau kemarin keluar dari
PNS supaya focus menjadi pedagang,” katanya.
Ia
mengisahkan keputusannya keluar dari PNS tidak mudah, terlebih dari pihak
orangtua.
“Wajar
kalau orangtua keberatan. Masih jadi kebanggan orangtua jika anaknya menjadi
PNS. Tidak mudah meyakinkan orangtua saat itu, jika saya ingin focus menjadi
pedagang,” katanya.
Namun
keputusannya itu mendapat dukungan penuh dari istrinya, Hj. Farhat. “Kalau
istri tidak masalah, malah mensupport karena basic istri juga adalah pedagang,”
katanya.
Tidak
sedikit pengorbanan yang dilakukannya ketika memutuskan untuk keluar dari PNS.
“Karena
saya sekolah di kedinasan. Saat lulus langsung ada ikatan dinas selama 20
tahun,” katanya.
Pada
2004 ia sempat menjadi anggota legislatif di DPRD Provinsi Kalsel dan sempat
mencalonkan diri sebagai calon wakil walikota Banjarmasin pada 2010.
“Sekarang
fokus berdagang dan mengurus yayasan. Jam 08.00 sampai jam 10.00 di yayasan. Selebihnya
saya fokus berdagang,” ucap dia.
Di
yayasan ia biasa dipanggil ustadz. Menurutnya itu adalah salah satu cara agar
mendidik murid-muridnya menghormati orangtua.
“Dari
petugas kebersihan sampai guru semua dipanggil ustadz. Ini untuk mengajarkan
kepada murid untuk menghormati orangtua,” katanya.
Ayah
empat anak ini mengatakan dalam keluarganya ia bebas dalam mendidik anaknya.
“Anak
yang paling tua sekarang duduk di bangku SMA. Anak yang paling kecil Umar Abdul
Aziz sepertinya yang mengikuti jejak saya menjadi pedagang. Kalau ibunya bikin
nasi goring, nanti dibawa ke sekolah untuk dijual,” katanya.
Ia
mengatakan sangat betah di Banjarmasin. Sudah separuh umurnya ia tinggal di
Banjarmasin.
“Selama
22 tahun saya di sini. Istri juga asli Banua Anyar. Mudah-mudahan seumur hidup
bisa di sini,” katanya. (rahmadhani-sofyar
redhani)
Biodata
:
Nama
: H. Haryanto, S.E.
TTL
: Purbalingga, 16 Februari 1970
Isteri
: Hj. Farhat
Anak
:
1.
Syahid
Multazim, MAN 2 Banjarmasin
2.
Usamah,
SMA Banua Kalsel
3.
Mar’atus
Shalihah, Ponpes Darul Qur’an Mulia Bogor
4.
Umar
Abdul Aziz, SDIT Ukhuwah
Karir
:
1.
PNS
di BPKP Kalsel 1991-2004
2.
Anggota
DPRD Provinsi Kalsel 2004-2009
Sumber
: Tabloid Serambi Ummah edisi 718, Jumat, 8 November 2013
0 komentar:
Posting Komentar