Soal Teknologi Plastik untuk TPA
BANJARMASIN - Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin diminta benar-benar melakukan ujicoba dan studi lapangan dengan matang sebelum nantinya memutuskan menggunakan teknologi plastik untuk menutup tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Meski "terlihat" lebih murah dibanding menggunakan sistem uruk tanah, Komisi III DPRD Kota Banjarmasin mengharapkan hal ini tak menjadi salah satu alasan utama memilih teknologi itu.
Namun harus melalui kajian yang mendalam. "Memang sepertinya lebih murah, dan kita juga gak masalah sebenarnya. Hanya saja, studi lapangan dan ujicoba harus menjadi dasar, bukan karena biaya yang murah saja," kata anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Muhammad Fauzan, kemarin (21/2).
Menurut Fauzan, teknologi plastik yang mengandung zat pengurai sampah dan dinilai ramah lingkungan itu, juga harus dilihat "track record" nya. Apakah sudah pernah digunakan di daerah lain atau belum.
Jika memang sudah ada yang pernah menggunakan sistem teknologi plasti tersebut, katanya, bisa dijadikan referensi untuk bahan masukan. Sehingga benar-benar diketahui, apakah cocok atau tidak untuk daerah Banjarmasin, yang bertipikal daerah rawa.
"Nah jika nanti hasil dari ujicoba dan studi lapangan memperlihatkan nilai positif, maka silakan saja, kita dukung. Apalagi kalau memang ada pengalaman dari daerah lain yang juga pernah menggunakan. Sebaliknya, jika tak cocok, harus dipertimbangkan lagi," tambah Politisi PKS ini dengan mimik serius.
Komisi III, lanjut Fauzan, mendukung usaha dari BLHD untuk melakukan inovasi terkait pengelolaan sampah di daerah yang bergelar kota Seribu Sungai ini. Ia pun menyambut baik, kalau ada kreatifitas dan usaha untuk membuat Banjarmasin semakin sehat dan bersih.
"Kalau untuk kepentingan masyarakat, kenapa tidak didukung. Kita sangat mendukung seratus persen inovasi dan usaha tersebut. Apalagi dapat menghemat anggaran. Namun sekali lagi, harus berdasar analisa mendalam dan skala priorotas," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar